senada cinta



Malam ini seperti malam sebelum hari ini, sepi mulai menghampiri ku, rindu kini mulai menyelimuti,
Kini ku sendiri lagi, sendiri . mereka semua sudah pergi menjauh dari ku ...........

“Kau tau apa yang paling ku ingat dari mu ?” tanya laki – laki beralis tebal dalam kesunyian yang tentram
“ apa” jawab si gadis yang berada di sampingnya.
“senyum mu, tau kau ? itu lah yang paling ku ingat “ ucapnya di hela angin bertiup.
Dikala waktu mencengkram, dikala hidup hanya sejari kelingking. Semua terasa seperti angin yang berlalu. Waktu sudah berkata dan tak ada yang bisa mencegahnya.
“...... lalu kau tau!? Apa yang membuat ku bisa menahan rasa sakit ini?” tanya nya kembali.
“obat mu?” jawabnya gadis berparas ayu dan sayup.
“ hah kau ini, aku bisa cepat mati karena memikirkan harga obat ini dikala habis...” ucap laki – laki itu tak meneruskan bincangannya. Seakan ketakutan selama   ini, akan datang menghampirinya lagi dan lagi. Kini Wajahnya mulai memucat tubuhnya mengigil, lidahnya seakan keluh untuk mengatakan bahwa sakit itu datang kembali.
“Kau .... bisa berhenti berbicara seperti itu” ucap gadis ayu itu dengan air mata yang mulai berllinang.
Lelaki itu hanya terdiam membisu melihat wanita itu mulai menjadi dengan tangisannya. Ingin dy bela gadis itu dengan kehangatan tangannya, tapi kaku mulai merajai sekujur tubuhnya. Tak kuasa menahan sakit yang dy derita selama hidupnya. Kanker ganas yang menyerang otaknya kini sudah menyebar keseluruh tubuhnya. Menjadikan dirinya seperti didalam tahanan. Obat yang selama ini dia minum hanya penahan rasa sakit dikala kambuh mulai dirasa. Bahkan dokter pun sudah berserah diri dengan takdir yang akan menghampirinya. Tinggal lah rasa sakit dan mulai tak berfungsinya organ tubuh.
Sepoi angin tetap bertiup, kekakuannya kini sudah sedikit menghilang. Dilihatnya gadis itu sudah mengusap air mata yang mengalir dipipi ronanya.
“Tak apa... sudah lah jangan kau terus menangisi takdir ku, kau tak lihat diri ku masih bersama mu kini.”ucapnya menenangkan gadis itu. Disambut dengan senyum manis si gadis ayu itu.
“ heuh Feli tau kah kau senyum mu obat yang paling mujarab bagi ku hahahhhhahaa” ucap laki – laki itu kepada si gadis yang bernama FELI
“syukurlah............” ucap Feli
“ Hery” panggil gadis itu.
“ya” dibalasnya dengan kelembutan seorang lelaki kepada seorang wanita. Kelembutan yang mungkin satu diantara kelembutan terakhir yang dy berikan kepada si gadis itu. Gadis yang sangat dy cintai tapi tak sanggup untuk dy miliki. Gadis yang sejak dulu mewarnai hidupnya dengan senyuman dan keceriaan si gadis.
“Mau kau berjanji” ucap si gadis, sontak buat Hery bersedih, dy takut takan bisa menepati janjinya.
“Janji apa?” ucap Hery
“ Janji kalau kau tak akan lupa dengan ku walau dimana pun kau berada, disaat apa pun dan sampai kapan pun, kau tau aku tak bisa hidup tanpa mu, selama ini ku hidup dengan mu, aku tak mungkin bisa meupakan mu her.” ucap Fely sambil mendongakkan wajahnya ke atas dan memejamkan matanya.
Hery tak langsung menjawab, Dilirik gadis yang dicintainya itu. Perlahan dan mendalam. Ditatapinya wajah gadis itu. Lama menatapi dengan harapan dihatinya,
“ Tak akan lupa”ucap nya Sambil memancungkan jari kelingkingnya yang mulai melemah. Fely pun langsung membuka matanya dan menatap lelaki itu dengan jari kelingkingnya yang sudah ia pajangkan di depan wajahnya.
“Kau juga harus berjanji” ucap Hery sambil menyilangkan jari kelingkingnya dengan jari kelingking milik  Fely. Dan menatapnya.
“ Kau harus berjanji untuk ku tak akan pernah menangis seperti tadi agar aku tak khawatirkan mu, Kau harus selalu tersenyum apa pun yang terjadi, kau harus semangat jalani hidup dan....” Hery menghentikan ucapannya saat jari Fely menyentuh bibirnya. Dengan senyuman yang menyatakan kesediaannya dalam berjanji.
“syukurlah,,, “ ucap Hery yang langsung melepaskan jari kelingking yang tadi tersilang dengan jari Fely. Tak sanggup lagi rasanya melihat dan mnyimpan wajah Fely di saat terakhirnya kini.
“Ayo kita pulang” Ucap Fely yang sudah berdiri. Hery hanya tersenyum, pertanda mengiyakan ajakan Fely.
Angin sepoi itu kini mulai menghilang, berubah menjadi angin yang menusuk rongga dada, matahari pun sudah  menyembunyikan kehangatannya. Ombak pun mulai berdesir kencang , pertanda malam mulai tiba
Selasa 3 Mei 2010
“ Pagi” ucap Hery menyambut Fely yang baru selesai mandi
“ ya pagi, kau sudah siapkan sarapan? Tumben sekali, maaf ya pasti kau sudah lapar ya gara – gara aku bangunnya telat”Ucap Fely yang langsung menghampiri Her yang sudah di meja makan
“oh tidak, hari ini aku sengaja bangun pagi, duduklah dan nikmati sarapan mu” ucap Hery yang sedang melahap menu breakfastnya sup wortel.
“heeemmmmmm sepertinya enak, kau yang  buat?” ucap Fely disambut senyum Hery .
“oh iya sebentar!”ucap Hery
“kau mau kemana?” tanya Fely
“ sebentar, aku ambil sesuatu kau habisi saja dulu sarapan mu” ucap hery yang langsung meninggalkan Fely
“iyeh kau ini her” gumamnya sambil melanjutkan sarapan yang dibuat Hery
tak berapa lama terdengar suara langkah dan gemuruh didepan pintu rumah. Memanggil Fely dengan nada mamaksa.
“ Fellyyyyyyyyy keluar lah” ucap suara lelaki yang diketahui suara Hery. Fely pun berlalu keluar rumah melihat apa yang sebenarnya terjadi, dan saat membuka pintu, terkejutlah dy dengan hal yang terjadi diluar sana. Teman – temannya sudah berkumpul didepan rumah,  dan mengucapkan “ surprice” secara berbarengan, ditambah lagi Hery membawa cake brithday ditangannya dengan hiasan strawberry dan krim yang melumat. Dan tak lupa lilin sebagai pelengkapnya.
“ Happy brithday Fely” ucap teman2 nya
“wahhh kalian Hery aku gak nyangka, kalian ingat ultah aku? Aku aja lupa hari ini aku ultah!”ucapnya
“oke sekarang tiup lilinnya dan jangan lupa make a wish ya!”ucap Hery
Fely pun langsung memejamkan matanya, memejamkan dengan harapan yang paling ia inginkan selama ini, keinginan yang terakhirnya
Dalam doanya........
“ tuhan aku tau kau punya sejuta cara buat ku bahagia, kau punya semilyar kejutan buat aku tersenyum dan ku tau kau bisa lakukan apa pun yang kau mau, tapi tuhan bisa saja kau kabulkan doa ku, doa seorang gadis muda yang sedang merayakan kelahirannya. Doa seorang gadis yang sedang jatuh cinta. Doa yang mungkin ini adalah doa terbesar dan paling diharapkan ya tuhan. Aku berdoa untuk teman ku semasa hidup ku, teman seperjuangan ku disaat orang tua ku pergi untuk selam – lamanya,  teman yang selalu ada suka dan duka, dan perasan teman itu kini menjadi perasaan cinta ya tuhan.  Tuhan aku memang bukan hamba mu yang sempurna, bukan hamba mu yang seperti semut – semut yang selalu ikuti aturan. Tapiaku tetaplah hamba mu yang butuhkan pertolongan mu. Tolong lah teman ku ya tuhan tolong hilangkan rasa sakit yang dy rasakan tuhan, hilangkan penyakit yang ada didalam tubuhnya, biarkan dia rasakan kebebasan dalam hidupnya dengan tak terjerat penyakit yang mengrogoti dirinya. Hilangkan ya tuhan hilangkan rasa sakit itu. Hanya itu ya tuhan doa ku untuk teman ku. Amin”
Sejenak Fely lalu membuka matanya, dihadapannya terpampang wajah Hery, wajah Hery yang bersinar tak pucat seperti biasanya, wajahnya segar seperti bukan orang penyakitan.
“have you finish Fely” ucap Hery
“ ya” ucap Fely dengan senyuman.
“tiuplah lilin – lilin itu agar doa mu dijaba” ucap Hery. Fely tersenyum lalu meniup lilin – lilin itu.
“surprice ” ucap Hery yang membawakan kotak biru dengan hiasan pita merah seperti warna kesukaan Fely.
“apa ini Her” ucap Fely
“buka, buka, buka” sorak teman – teman meramaikan suasana. Dibukanya kotak tersebut, terselip kartu ucapan yang sangat cantik dan tentu kado utamanya lebih indah, liontin bertuliskan Hefel  yang artinya Hery Fely dan dibaliknya terpajang foto mereka berdua sedang tersenyum bahagia, foto disaat penyakit itu belum datang. Foto yang menjadi memory disaat kini.
“cantik Her makasih ya” ucap Fely bahagia yang langsung memeluk Hery erat2 .
“ iya” jawab Hery yang terlihat sedikit diam saat ini
“ yeeeeeeehhhhhhhhh” sorak teman – teman yang langsung mengangkat Fely ke tengah halaman sambil menikmati ombak pagi yang begitu indah. Tak ingin rasanya saaat indah ini berlalu begitu saja.
Fely sangat senang dengan kejutan teman – teman dan Hery berikan. Walau hanya sederhana ini tapi ia  merasa bahagia. Hery hanya melihat dari pagar rumahnya dengan senyuman khas Hery.
“Kau bahagia Fel?syukur lah aku juga bahagia, apalagi saat senyum itu , aku tak bisa lupakan itu Fel kau tau itu? Apa kau tau juga Fel saat ini aku merasa lelah sekali aku ngantuk sekali seluruh tubuh ku kaku Fel tapi sakit itu tak ku rasakan lagi, mungkinkah tuhan mencabut sakit itu? Hah. Kau tau ? ingin rasanya aku kembali tertidur dan terpulas, dan saat terbangun kau ada dihadapan ku dengan senyum indah mu, tapi aku tak ingin lewatkan kebahagian saat ini Fel, kau jarang sekali tersenyum lepas seperti itu, aku ingat dulu saat kau menangisi kepergian orang tua mu yang telah disemayamkan, kau sendirian sambil memegangi boneka mu, lalu ibuku menghampiri mu dan mengajak mu bersama kami, dan saat kau melihat ku kau tersenyum lalu memeluk ku. Hahah kau tau saat itu aku malu sekali. Pipi ku merah seperti anak gadis. Lalu kau dan ibuku menertawakan ku, kau tertawa lepas saat itu. Huuuft itu sudah berlalu ya Fel, 10 tahun sudah Fel, kini umur mu sudah 22thn. maaf ya aku tak bisa menjaga mu seperti dulu. Fel aku lelah sekali aku ingin tertidur tertidur dan bermimpi indah tentang mu...... Fel aku menyayangi mu”
Fely masih menikmati kesenangan bersama teman – temannya di dekat pantai depan rumahnya.
Hery mulai tak merasakan apapun, wajahnya mulai memucat, bibir nya mulai membiru, matanya mulai berkunang – kunang, seketika tubuhnya jontai.
“Heryyyyyyyyyyyyy” teriak Fely yang melihat Hery terjatuh didepan rumahnya. Berlarinya ia menghampiri Hery yang sudah tak sadarkan diri dengan kaku nya.
“Her bangun Her bangun” Ucap Fely berkali – kali dengan isak tangis sambil memeluk erat Hery,
“Herrrrryyyyyyyyyyyyy”
Tiupan itu telah menghampirinya, membawa pagi cerah itu menjadi kelabu, desiran ombak itu ternyata membawa berita duka mendalam. Kesunyian di saat setelah kebahagiaan datang.
                Laut pun seperti mengheningkan cipta, lamabaian daun kelapa yang menambah suasana haru pagi ini, tapi Hery tetap tersenyum dengan ke khasannya.
Waktu adalah poros yang terus berputar, bahkan walau aku matikan jam di dinding  tetap saja waktu itu tak akan mati.
Payung – payung sudah dilebarka, pasukan pun siap mengantarkan. Bahkan awan pun seperti ikut terhanyut  dengan merintikan air.
Tanah – tanah itu sudah terpendam menutup gerbang antara kita, kau tau aku tak menangis, aku telah berjanji Her dan aku akan tepati. Kau juga ya berjanji takan lupakan ku.
Jangan pernah Her jangan pernah lupakan aku..... walau sedetik pun.....
“Her “
“ ya”
“ kau tau apa yang ku rasakan?”
“hemmm?”
“ i’m falling in love, you know ? it’s you....... Hery .....”

Komentar

Postingan Populer